Mengenal Tiga Ranah Belajar (Tri Nga) Milik Ki Hadjar Dewantara ; Melalui belajar, anak-anak harapannya bisa memahami hal-hal yang ada di sekitarnya. Tetapi, hasil dari belajar ada baiknya tidak hanya pemahaman tapi pengembangan diri saja. Menurut Bapak Pendidikan Nasional, yaitu Ki Hadjar Dewantara, ada Tiga Ranah Belajar (Tri Nga), yaitu ngerti, ngrasa dan nglakoni.

Penjelasan tentang Tiga Ranah Belajar (Tri Nga)

Mengenal Tiga Ranah Belajar (Tri Nga) Milik Ki Hadjar Dewantara berikut ini ;

1. Ngerti

Kata ngerti merupakan kata tidak baku dari mengerti. Sementara dalam bahasa Indonesia sendiri artinya adalah paham atau tahu apa yang lawan bicara maksud. Dalam ilmu pengetahuan modern, ngerti ini bisa kita sejajarkan definisinya dengan ranah kognitif. Proses susunan ngerti ini secara bertahap, yaitu dari mengingat, mengerti, memakai, menganalisis, menilai, dan juga mencipta. Jadi, ngerti tidak hanya sekadar menghafal atau membiarkan pengetahuan yang tertahan di kepala tanpa adanya proses lebih lanjut, melainkan maknanya lebih spesifik.

2. Ngrasa

Selanjutnya ada ngrasa yang artinya merasakan. Pada dasarnya manusia tidak seperti komputer yang hanya bisa memproses informasi saja. Tentu yang membedakan antara manusia dan komputer dalam belajar adalah manusia memiliki perasaan. Dalam kurikulum modern, Tri Nga ini sama dengan ranah afektif. Proses ngrasa adalah proses untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berkaitan atau berhubungan dengan perasaan dan emosi.

Ranah ngrasa ini juga memiliki tingkatan, yaitu menerima, menanggapi, menghargai, mengorganisasikan, dan juga menghayati. Ngrasa ini juga akan membuat anak jadi manusia sepenuhnya, yang merupakan makhluk sosial dan gemar membagikan permasalahan, keinginan, cita-cita mereka, serta rasa cinta.

3. Nglakoni

Tri Nga yang terakhir adalah nglakoni yaitu melakukan atau mengamalkan hal-hal yang sudah kita pelajari. Dalam kurikulum modern, nglakoni ini sama dengan ranah psikomotor, yang cenderung ke keterampilan motorik, seperti gerakan seluruh anggota tubuh, gerakan yang terkoordinasi, komunikasi non-verbal, serta kemampuan berbicara.

Tapi, ternyata nglakoni ini lebih dari psikomotorik, karena lebih kepada kesungguhan dalam melaksanakan pengetahuan yang sudah anak miliki, cita-cita, serta empati yang sebelumnya sudah mereka pelajari. Selain itu, dalam nglakoni ini juga ada unsur kehendak, kesungguhan dan juga perjuangan yang akan menjadi sumber manusia untuk bertahan hidup.

Demikian sekilas pembahasan tentang Tri Nga. Semoga menjadikan ilmu, wawasan dan tentunya bisa Anda terapkan.