Upacara Bakar Tongkang Riau ini merupakan warisan yang berasal dari etnis Tionghoa di Bagansiapiapi. Pagelaran Upacaran Tongkang dilaksanakan setiap tahun yang tujuannya untuk mengenang leluhur atau lebih terkenal dengan dengan bahasa GoGek CapLak. Upacara tahunan ini telah terlaksana sejak 134 tahun lalu.

.

Awalnya sekelompok etnis Tionghoa melakukan pelayaran mulai dari Fujian ke negeri seberang. Pelayaran ini menggunakan kapal kayu. Mereka mendapati cahaya yang menuntun mereka hingga daratan yakni pesisir Bagansiapiapi. Akhirnya hingga daratan, kapal yang mereka tumpangi terbakar yang akhirnya menjadi simbol kehidupan yang mereka sebut dengan Hong Kong van Andalas ini.

Tradisi Upacara Bakar Tongkang Riau yang Unik

Saat melaksanakan tradisi ini maka para penyelenggara menyiapkan sebuah replika Tongkang. Nantinya Tongkang ini diarak mengelilingi Kota BaganSiapiapi. Banyak wisatawan yang memadati jalanan ketika prosesi arak-arakan tersebut.

Untuk ukuran Tongkang ini memiliki panjang sekitar 8,5 meter,lebar 1,7 meter dan berat hingga 400 kg. Sebelum melakukan pembakaran Tongkang akan diletakannya pada suatu tempat yang bernama Klenteng Hok Hok yang tujuannya sebagai penyimpanan Tongkang dan dilakukannya pemberkatan. Saat upacara berlangsung biasanya wisatawan domestik sudah memadati tempat ini. Sekitar 50.000 wisatawan baik domestik hingga mancanegara menyaksikan perhelatan ini.

Semua masyarakat etnis Tionghoa akan berdoa meminta keberkahan kepada para dewa. Tongkang tersebut diletakkan di sebuah lapangan yang berada di jalan Perniagaan. Tak hanya replika Tongkang saja yang ada disana, namun tumpukan kertas kuning juga memenuhinya.

Pelaksanaan Upacara Bakar Tongkang Riau pada pukul 4 sore dan proses pembakaran hingga replika habis oleh lalapan api, masyarakat akan terus memanjatkan doa.

Ramalan Jatuhnya Tonggak Tongkang

Tradisi masyarakat pembakaran Tongkang ini memiliki arti tersendiri. Pasalnya tidak sembarangan hanya membakarnya saja. Namun terdapat ramalan tersendiri yang menurut masyarakat menjadi penentu keberuntungan.

Masyarakat akan menunggu kemanakah arah jatuhnya tonggak kayu yang sebelum pemasangan pada Tongkang. Masyarakat Tionghoa percaya jatuhnya tonggak kayu tersebut memberikan petunjuk peruntungan rejeki mereka.

Umumnya masyarakat akan menentukan peruntungan dua arah yaitu utara untuk laut sedangkan selatan untuk darat. Dua arah ini memiliki arti yang berbeda. Jika tonggak kayu jatuh ke arah utara maka rezeki mereka kedepan lebih banyak di laut. Begitu juga sebaliknya jika ke arah selatan maka rezeki banyak dari arah darat.

Awal mulainya Upacara bakar Tongkang adalah ritual doa pada kuil utama selanjutnya prosesi budaya dan atraksi oriental seperti Tarian Barongsai, panggung hiburan untuk pemain dari Medan, Singkawang dan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Taiwan. Upacara Bakar Tongkang Riau hingga hari ini masih ada dan penuh semarak.

Website Pustakaguru.com menyediakan layanan les privat dengan kualitas terpercaya. Hubungi segera untuk konsultasikan masalah pembelajaranmu dan informasi yang menarik.